Abinews.com - Sleman, Yogyakarta | Di Sleman City Hall, pada tanggal 8 Oktober 2022 telah dilaksanakan Grand Final Pemilihan Duta HIV/ AIDS 2022, bersama Yayasan Duta HIV/ AIDS 2022 yang mana merupakan wujud kepedulian akan isu-isu seputar HIV dan AIDS telah menyelenggarakan ajang ini.
Dimulai dari berbagai seleksi mulai dari intelegensi, hingga bakat terpilihlah 9 pasang Duta yang kemudian dibekali melalui berbagai diklat hingga terpilihlah satu pasang pemenang, Raden Rama Widya K Y seorang dosen muda dari Poltekkes Karya Husada Yogyakarta dan Jasmine Calista Mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Islam Indonesia sebagai Winner dari Pemilihan Duta HIV/AIDS 2022.
Demikian juga ke 8 pasang peserta lainnya yang telah di berikan slempang sebagai Duta yang nantinya diharapkan akan menjadi tonggak perubahan dari epidemi HIV /AIDS ke arah yang lebih baik, guna mewujudkan 3 zero yaitu zero death zero new infection dan zero discrimination.
Rama sebagai pemenang menyampaikan bahwa, Hal ini merupakan suatu kebanggan sekaligus merupakan tanggung jawab yang harus saya emban selama satu tahun kedepan.
"Demi mewujudkan masyarakat yang lebih sehat bebas diskriminasi dan infeksi baru serta mencegah meningkatnya angka kematian orang dengan HIV/AIDS, kami Duta HIV DIY bersama berusaha mewujudkan integrasi usaha usaha tersebut," ungkap Rama.
Sebelumnya Rama telah melaksanakan program "MARKIPUL" mari kita pulih (dari Epidemi HIV/AIDS) pada anak-anak difabel dan pendampingnya, pada pegawai di perkantoran, serta advokasi melalui radio dan media cetak.
Banyak peserta berkonsultasi untuk mengetahui seputar informasi akan HIV/AIDS dari definisi, pencegahan hingga penanganan.
Selain itu, selama acara para partisipan juga berkesempatan untuk mengikuti sesi support delivering dan potong rambut gratis dengan tema "MARKIPUL" Mari Kita Pulih.
Pulih dari epidemi HIV/AIDS dI Indonesia khususnya DIY dengan volunteer barber dan juru potong rambut mbak Lina dan Ibu Trisnowati dan Rama sendiri.
Adapun tujuan dari adanya MARKIPUL 2022 Ini adalah menjadi sarana bagi pegawai kantor usia produktif, pelajar dan orang tua tak terkecuali Teman teman difabel agar mengetahui tentang HIV dan AIDS serta penanganannya yang merupakan salah satu epidemi yang terjadi di Indonesia.
“Saya sangat senang terdapat pendidikan dan kepedulian untuk anak-anak istimewa ini, untuk juga bisa menjaga kesehatan sendiri dan memberikan warning kepada temannya untuk bisa mencegah penularan HIV/AIDS dan hidup sehat." ucap Krisdi Sujatwanto kepala sekolah SLB N 1 Bantul. (Red)
Sumber ; Raden Rama Widya Kartika Yudha, S.P.D.,M.Hum., Dosen Muda Poltekes Karya Husada Yogyakarta
