Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Anak Merak Kukuncungan

Sabtu, 08 Oktober 2022 | Oktober 08, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-09T05:12:20Z


Abinews.com - Dari banyak literatur buku-buku Sunda buhun diperoleh informasi, pepatah Sunda selalu berisi pesan penuh makna. Pepatah dianggap sebagai nasihat bagi warga setempat. 

Pepatah sering menjadi acuan dan petunjuk kehidupan sehari-hari. Walau, sekarang banyak keluarga Sunda yang mulai meninggalkan nya, tapi pepatah Sunda tetap menarik untuk diselami lebih dalam.

Seperti daerah lain, Sunda juga mempunyai pepatah yang kerap dijadikan nasihat hidup. Jika memahaminya dengan baik, pepatah Sunda banyak mengajarkan tentang kehidupan.

Ungkapan tersebut biasanya disampaikan secara turun temurun dari para orang tua. Orang tua zaman dulu kerap melontarkan pepatah agar generasi selanjutnya hidup selamat dunia akhirat.

Salah satu pepatah Sunda yang sering dilupakan dan perlu dijadikan pencermatan kita adalah "Anak Merak Kukuncungan". Artinya, sifat anak-anak biasanya menurun dari orang tuanya. 

Pepatah ini betul-betul mengajatkan kepada kita tentang bagaimana sebaik nya perilaku seorang anak agar berguna bagi kehidupan nya.

Yang menarik untuk diselisik lebih dalam adalah terkait seorang anak yang tampak ngotot ingin jadi Presiden, mengingat Bapak nya sempat jadi Presiden. Lebih lucu lagi, seolah-olah muncul usaha dari sang Bapak yang benar-benar mendukung keinginan putera nya itu. 

Pertanyaan nya adalah apakah seseorang yang bapak atau ibu nya pernah jadi Presiden NKRI, maka anak-anak nya harus ada yang jadi Presiden juga ? 

Sebetul nya, tidak banyak orang yang dapat mewujudkan keinginan seperti itu. Salah satu nya, boleh jadi yang dilakukan Ibu Megawati Soekarnoputeri. 

Memilih jalan hidup di dunia politik, Ibu Megawati mampu mengikuti jejak sang bapak. Bahkan bukan cuma posisi Presiden yang diraih nya, Ibu Megawati pun sempat dipercaya menjadi Wakil Presiden NKRI terlebih dahulu.

Di negeri ini hanya dua orang yang mampu menjadi Wakil Presiden dan jadi Presiden, yakni Ibu Negawati dan Pak Habibie. Lalu, apakah Ibu Puan Maharani puteri Ibu Megawati akan mengikuti jejak sang kakek dan sang ibu ? Inilah yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Politik memang susah ditebak. Hari ini angin bertiup ke timur, besok bisa hembusan nya ke barat. 

Sikap Ibu Puan Maharani yang memilih politik sebagai kiprah kehidupan nya, sebetul nya telah membuka pintu gerbang menuju cita-cita ideal nya. Tinggal sekarang bagaimana Ibu Ketua DPR RI ini mampu mengemas diri, sehingga sangat layak untuk digadangkan menjadi Presiden atau Wakil Presiden oleh Partai Politik nya. 

Mencermati peluang yang ada, keberadaan Ibu Puan Maharani ini cukup terbuka. Apalagi jika dikaitkan dengan aturan main untuk menjadi Presiden atau Wakil Presiden di negeri ini. Arti nya hanya Partai Politik yang boleh mencalonkan seseorang jadi Presiden. Bukan lembaga survey. Bukan juga LSM. Bukan pula relawan. 

Syarat tersebut kini dimiliki oleh Ibu Ketua DPR RI kita. Partai Politik yang dimiliki nya pun mendapat dukungan terhormat dari masyarakat. Tidak perlu berkoalisi dengan Partai Pokitik lain. 

Jalan sendiri pun Partai Politik nya dapat mencalonkan diri. Apakah langkah ini yang akan dipilih ? Ah, rasa nya tidak juga. Pasti tim nya Ibu Puan Maharani sudah memiliki solusi cerdas nya.

Putera Presiden lain yang terekam serius ingin mengikuti jejak sang ayah adalah AHY yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Pada jaman nya, Partai Politik yang dibangun oleh Pa SBY ini mampu menghantarkan Pak SBY menjadi Presiden NKRI selama 2 periode masa jabatan. Pertanyaan nya, apakah kiprah sang ayah akan dapat diteruska oleh AHY ?

Lalu, bagaimana dengan putera Pak Jokowi yang kini diberi mandat oleh rakyat menjadi Presiden NKRI selama 2 periode ? Langkah mengikuti jejak sang Bapk rupa nya sudah dilalui. Gibran Rakabuming, putera sulung Presiden Jokowi, kini tercatat sebagai Walikota Solo sejak tahun 2021. 

Gibran terpilih dengan suara yang cukup tinggi atas dukungan warga Solo. Hal yang sama juga dialami oleh Bapak nya.

Sayang, hingga kini belum terdengar kabar, apakah Gibran akan maju atau tidak sebagai Presiden NKRI. Untuk daerah Jawa Tengah suara Gubernur nya lebih mengumandang ketimbang Walikota Solo untuk diusung jadi Presiden NKRI 2024-2029. 

Entah kalau dalam Pemilu 2029 nanti. Bisa-bisa saja Gibran mampu merebut simpati rakyat dan melanjutkan kangkah bapak nya.

Anak Merak Kukuncungan menjadi pelajaran berharga bagi kita, bagaimana kiprah seorang anak dalam melakoni kehidupan nya, yang tidak mungkin lepas dari apa-apa yang dilakukan ayah atau ibu nya. 

Kondisi ini tampak secara nyata dalam sebuah negara yang menerapkan sistem Monarki atau Kerajaan. Dalam sistem ini, seorang anak pasti akan menjadi pewaris tahta selama aturan yang ada tidak dilanggar.

Kembali ke pepatah Anak Merak Kukuncungan. Walau pun sifat anak-anak biasanya menurun dari orang tuanya, tapi tidak sedikit ada anak-anak yang sama sekali tidak sama dengan sifat orang tua nya. 

Anak-anak kekinian terkadang membentuk diri dengan lingkungan nya. Apa yang diinginkan sang anak berbeda dengan apa yang diharapkan para orang tua.

Pepatah Anak Merak Kukuncungan, kini ada di hadapan dan membuat mata kita terbelalak lebar-lebar. Dalam menentukan kepemimpinan, para orang tua seperti nya belum ikhlas melepas anak-anak mereka untuk berjuang sendiri menggapai harapan nya. 

Mereka sering ikut campur, bahkan melibatkan diri secara vulgar. Kelanjutan nya bagaimana ? Mari kita cermati bersama-sama. (Red)

Sumber ; Prof.Dr.Ir. Entang Sastraatmadja, MSc.,Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat, Penulis

×
Berita Terbaru Update